Kode Etik Insinyur
Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional
yang telah digariskan, sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional
anggota lama, baru ataupun calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi
telah menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi.
Sehingga pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan
bagaimana profesional menjalankan kewajibannya. Kode etik profesi pada dasarnya
adalah norma perilaku yang sudah dianggap benar atau yang sudah mapan dan
tentunya lebih efektif lagi apabila norma perilaku itu dirumuskan secara baik,
sehingga memuaskan semua pihak.. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak professional
Kode etik
setiap profesinya memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai acuan dalam menjalani
profesi tersebut. Berikut merupakan kode etik profesi seorang insinyur yang
menerapkan Catur Karsa dan Sapta Dharma.
Prinsip – prinsip dasar Catur Karsa:
- Mengutamakan
keluhuran budi.
- Menggunakan
pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.
- Bekerja
secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya.
- Meningkatkan
kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.
Tuntunan sikap Sapta Dharma:
- Insinyur
Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
Masyarakat.
- Insinyur
Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya.
- Insinyur
Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan.
- Insinyur
Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung jawab tugasnya.
- Insinyur
Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan
masing-masing.
- Insinyur
Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat
profesi.
- Insinyur
Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.
Insinyur juga memiliki Organisasi Profesi yaitu Persatuan Insinyur
Indonesia atau disingkat PII (dalam bahasa Inggris The Institution of Engineers Indonesia – IEI) adalah
organisasi profesi yang didirikan di Kota Bandung pada tanggal 23 Mei 1952 untuk
menghimpun para insinyur, termasuk sarjana teknik dan sarjana sains yang bekerja di bidang
keteknikan di seluruh Indonesia.
Sejarah Persatuan
Insinyur Indonesia (PII) dimulai pada tanggal 23 Mei 1952 ketika
Ir. H. Djoeanda
Kartawidjaja dan Prof. Ir. R. Roosseno
Soerjohadikoesoemo berkumpul bersama kawan-kawannya sesama
insinyur Indonesia di Aula Barat, Fakultas Teknik Universitas
Indonesia Bandung (sekarang menjadi ITB)
di Jl. Ganesha 10, Bandung. Pada saat itu jumlah insinyur Indonesia baru
sekitar 75 orang. Sementara tanggung jawab yang harus dipikul sangat besar.
Untuk itu disepakati untuk membuat Persatuan Insinyur Indonesia dengan tujuan
untuk mempererat kerja sama para insinyur agar dapat menjadi kekuatan yang
nyata untuk membangun negara dan bangsa Indonesia. Pada tahun 1957, PII juga
menjadi salah satu motor utama berdirinya Institut Teknologi Bandung (ITB). PII
adalah organisasi profesi tertua kedua di Indonesia setelah IDI.
-Bentuk
Segi empat adalah
bentuk basis (oreon) dari segala bentuk. Setiap bentuk senantiasa dapat
dikembalikan kepada segi empat. Maka tidak heran apabila lahir suatu aliran
dalam seni pahat, seni rupa, dan arsitektur yang disebut kubisme, yang
mengusung spirit segala bentuk dikembalikan pada asalnya yaitu bentuk persegi
empat. Selanjutnya segi empat dapat juga dipandang sebagai bidang rata prisma.
Semuanya itu merupakan bentuk geometris yang senantiasa ditemui setiap insinyur
dalam karya keinsinyuran. Lingkaran, dapat dipandang sebagai bola atau kerucut
yang juga merupakan unsur kedua yang seringkali mengilhami karya keinsinyuran.
Lingkaran dengan segi empat ditengahnya selanjutnya mempunyai arti, bahwa
sesuatu yang telah dipertimbangkan dengan matang – seperti dalam perkataan
“kebulatan tekad”, sedangkan “persegi” mengandung arti sesuatu yang seimbang.
Jadi, sebuah segi empat yang dikelilingi oleh sebuah lingkaran, melambangkan
seorang insinyur dalam cara kerja dan berpikirnya yang matang, seimbang, dan
sempurna. Dengan menerapkan ilmu disertai dengan perhitungan akurat dan
pertimbangan yang matang, terciptalah karya-karya yang sempurna. Lingkaran
hitam di tengah yang sangat mencolok dan merupakan pusat perhatian dari setiap
pengamat, menunjukkan inti kehidupan, yaitu sumber segala daya hidup, dan
melambangkan tujuan transenden kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-Warna
Warna dasar diambil
orange, yaitu suatu warna yang diperoleh dari warna merah dan kuning, sehingga
efeknya adalah lebih terang dari merah, tetapi lebih lembut dari kuning. Orange
terletak di daerah setengah terang, sedangkan putih terletak di daerah terang
sekali, sehingga kombinasi orange dengan putih pada lingkaran luar menghasilkan
warna yang kontras tetapi tetapi tetap lembut. Untuk memberikan kontras kepada
kedua kombinasi itu, maka warna hitam dimunculkan, sehingga secara keseluruhan
tercapailah kombinasi warna yang harmonis. Dilihat dari pemaknaan warna, maka
putih berarti suci atau keluhuran budi. Kombinasi warna tersebut melambangkan
dinamika PII dengan keluhuran budi dan penuh kepercayaan dalam berkarya.
-Filosofi
Ditinjau secara
keseluruhan, maka kombinasi bentuk dan warna di atas mencapai keseimbangan yang
harmonis, dan merupakan suatu komposisi bentuk dan warna yang seimbang, yang
senantiasa dapat diletakkan di atas latar belakang dengan warna apapun tanpa
mengurangi nilai dan artinya. Tafsiran secara lebih luas, bahwa PII berdiri
teguh di atas kaki sendiri, berbakti untuk kemajuan bangsa Indonesia melalui
ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak terpengaruh oleh sesuatu aliran politik,
dan memberi kontribusi nyata untuk kesejahteraan masyarakat.
Komentar
Posting Komentar